Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, Direktur Jenderal Pendidikan Islam Kementerian Agama Republik Indonesia, mengambil podium untuk menyampaikan pesan kunci mengenai peran agama dalam meredam konflik peperangan di berbagai penjuru dunia. Dalam sambutan pada acara penutupan AICIS ke 23 di UIN Walisongo, Prof. Ali Ramdhani menekankan pentingnya memahami dan menghargai peran agama sebagai pembawa perdamaian.

“Agama-agama memiliki kekuatan untuk menjadi perekat dan peredam konflik. Ketika kita memahami nilai-nilai agama dengan benar, agama dapat menjadi kekuatan penyatuan yang membawa kedamaian, bukan sebaliknya,” ungkap Prof. Ali Ramdhani di hadapan Gus Men dan audiens yang hadir di acara ini.

Beliau menyoroti tantangan konflik global dan menguraikan bagaimana pemahaman yang mendalam terhadap ajaran agama dapat memainkan peran kunci dalam menenangkan ketegangan dan mempromosikan dialog antaragama. Dalam upaya untuk meningkatkan pemahaman lintas agama, Prof. Ali Ramdhani mengumumkan kedatangan para tokoh agama terkemuka dari berbagai negara di Asia. Kehadiran mereka diharapkan dapat memperkuat kerja sama antarumat beragama dan mendukung upaya perdamaian global.

“Kami berharap, melalui dialog dan pertemuan ini, akan muncul solusi-solusi konstruktif untuk menghadapi tantangan-tantangan dunia saat ini. Peran tokoh agama sangat vital dalam menginspirasi dan membimbing umatnya menuju perdamaian,” tambahnya.

Sebagai tanda komitmen nyata terhadap upaya menjaga perdamaian dan toleransi antaragama, Prof. Ali Ramdhani mengumumkan bahwa Piagam Semarang, yang berisi prinsip-prinsip kesetaraan dan perdamaian, akan dibacakan sebelum sambutan bapak Menteri Agama RI. Piagam Semarang dibacakan oleh PLT Rektor UIN Walisongo Semarang, piagam semarang berisikan 9 poin

Sambutan Prof. Ali Ramdhani dialhir dg memberikan informasi berbagai prestasi AICIS 23 diantranya banyak peper yg masuk di panitia dan peliputan di ratusan media online ditingkat nasional maupun internasional. Dan diakhir sambutanya Prof M Ali Ramdhani dihadapan Bapak Menteri Agama Republik Indonesia dan dihadapan audien Acara ini bukan hanya momentum untuk berbicara, tetapi untuk bertindak nyata menuju perdamaian dunia yang lebih besar.