Dalam setiap perjalanan keilmuan, terdapat landasan yang mendukung dan mendorong pengembangan ilmu pengetahuan. Dalam konteks Indonesia, Dirjend Pendidikan Islam, Kementrian Agama Republik Indonesia telah muncul sebagai garda terdepan, menjadi pilar utama dalam penyelenggaraan Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS). Komitmen yang kuat dari Direktur Pergururuan Tinggi Islam, agenda ini tidak hanya sekadar mencerminkan kepentingan akademis, tetapi juga menjadi wujud nyata dari tekad pemerintah dalam mengangkat martabat ilmu pengetahuan Islam.

Setiap tahun, Kementrian Agama Republik Indonesia merayakan acara penting dalam bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan Islam melalui Annual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke 23 diselenggrakan di UIN Walisongo menjadi ajang pertemuan dan bertukar pikiran yang menghadirkan para tokoh akademisi dan pemuka agama dari sejumlah negara mengisi 25 sesi panel yang disediakan untuk mendiskusikan isu-isu yang menjadi sub tema. Agenda ini telah menjelma menjadi kekuatan utama dalam membentuk narasi pengembangan ilmu pengetahuan Islam di Indonesia. Keberhasilan AICIS sebagai platform kajian tingkat internasional adalah hasil langsung dari komitmen kuat yang ditunjukkan oleh Kementrian Agama Republik Indonesia dalam memajukan ilmu pengetahuan, terutama di bidang studi Islam.

AICIS jauh melampaui sekedar forum untuk presentasi karya ilmiah, menggambarkan sebuah misi yang lebih besar. Dirjen Pendidikan Islam Prof. Dr. H. M. Ali Ramdhani, S.TP, MT., mengarahkan AICIS sebagai sebuah upaya konkret pemerintah dalam mengelaborasi setiap bentuk permasalahan yang melanda masyarakat, menggunakan pendekatan ilmiah yang terukur. Komitmen untuk terus menyelenggarakan AICIS setiap tahunnya adalah bukti bahwa pemerintah tidak hanya memahami kompleksitas isu-isu yang dihadapi masyarakat, tetapi juga siap berkomitmen untuk mencari solusi yang tangible melalui penelitian dan diskusi ilmiah.

Saat berbicara dalam sesi Konferensi Internasional Tahunan Studi Islam (AICIS) ke-23 di UIN Walisongo Semarang, Dora Marinova, seorang profesor dari Curtin University di Perth, Australia, menyoroti peran penting agama dalam menjaga alam dan lingkungan. Beliau menggarisbawahi kontribusi positif yang dapat diberikan agama-agama dalam menjaga keberlanjutan lingkungan. “Agama memiliki peran penting dalam mengatasinya,” ujar Dora.

Dalam paparannya, beliau mungkin telah menekankan bahwa banyak nilai dan ajaran agama memiliki keterkaitan erat dengan tanggung jawab terhadap alam. Pentingnya kerjasama antara pemahaman agama dan pelestarian lingkungan mungkin menjadi poin utama dalam presentasinya, menekankan bahwa kolaborasi antara komunitas keagamaan dan para pembuat kebijakan dapat menjadi kunci dalam mencapai keberlanjutan dan menjaga bumi ini.