Kamis, 27 Juli 2023. Fakultaas Ekonomi dan Bisnis Islam UIN Mataram mendapat kesempatan untuk mengikuti agenda Focus Group Discussion (FGD) Pengembangan Produk Tabungan Tambora Milenial, Tabnungan Tambora Emas dan Produk E-Channel Bank NTB Syariah yang berlangsung sejak hari Senin 24 – Kamis 27 Juli 2023 dengan jumlah 30 peserta dari perwakilan masing-masng Program Studi Ekonomi Syariah, Perbankan Syariah dan Pariwisata Syariah serta Dosen FEBI dan peserta dari luar akademisi seperti GekRaf (Gerakan Ekonomi Kreatif Nasional) dan beberapa NGO lainnya, dengan kategori peserta yang sudah dan belu, memiliki rekening bertempat di Ruang Rapat di Bank NTB Syariah KCP Cakranegara.

Agenda ini dilakukan dalam rangka mejaga kemitraan straategis bersama Bank NTB Syariah dalam mendukung transaksi pengelolaan keuangan UIN Mataram serta proses pengembangan variasi Produk dan Layanan Digital Banking Bank NTB Syariah.

Perwakilan dari Bank NTB Syariah KCP Cakranegara, Pak Budi mengucapkan terima kasih kepada peserta yang sudah hadir dan mengajak untuk aktif sesi FGD unutk masukan baik dari sisi akademis maupun hal lain. Beliau juga menjelaskan bahwa NTB Syariah sudah berumur 59 Tahun dan di tahun 2019 telah melakukan langkah strategis konversi dari bank Konvensional menjadi bank Syariah, banyak menghadirkan pertanyaan bagi masyarakat NTB dan umum, salah satunya mengapa menjadi bank syariah? Beliau merespon alasannya tidak harus terkait dengan religiusitas, namun pangsa pasar bank syariah kedepan dalam strategi mengeluarkan produk dan pemasarannya akan menjadi lebih semarak didukung dengan beberapa Bank Daerah seperti BPD Kalsel yang sedang persiapan menuju bank syariah. Beliau melanjutkan, ada 3 prinsip yang mendasari hal tersebut, diantaranya prinsip keterbukaan (transparansi produk), prinsip persamaan (tidak membedakan baik dalam hal nasabah yang bebas dari segala religi dan dari segi karyawan dimana 5-6% Bank NTB Syariah memiliki pegawai yang non muslim, sehingga memberikan kesempatan yang sama selama memiliki kompetensi dan sudah tidak ada lagi batasan ilmu, serta prinsip yang ketiga adalah keberkahan.

Selanjutnya, beliau juga menjelaskan tujuan diadakannya FGD ini, untuk menjawab tantangan Bank Syariah yang harus mensejajarkan diri dengan bank besar melalui sharing dan transfer knowledge terkait layanan dan produk yang harus dikembangkan, bagaimana sosialisasi literasi bersifat terus menerus terkait hal yang membedakan bank syariah dan bank konvensional.

Dalam kesempatan ini FGD dipimpin oleh Bapak Merza Gamal selaku Praktisi Perbankan Syariah dan Pengkaji Sosial Ekonomi Islami dari lembaga LPPI (Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia) dimana merangkum hasil dari diskusi bersama akademisi UIN Mataram dan GeKraf terkait beberapa hal, yakni evaluasi layanan yang harus ditingkatkan dari segi Sumber Daya Manusia pihak Bank NTB Syariah baik secara langsung maupun tidak langsung, inovasi dari segi mesin ATM yang setidaknya memiliki fitur Setor Tunai guna memudahkan nasabah bertransaksi, inovasi dari aplikasi m-Banking yang harus diupgrade dari fitur membuka rekening melalui m-Banking dan beberapa fitur lainnya. Jika dari segi produk, Bank NTB Syariah harus lebih mendekatkan diri dengan lini UMKM di NTB, salah satu caranya dengan sering mengadakan workshop dan binaan UMKM yang berdampak luas bagi pengembangan usaha sektor ini.

Share This

Share this post with your friends!